http://www.emocutez.com Hai.. u know me???

Kamis, 18 April 2013

Rational Emotive Therapy (Albert Ellis)



Rational Emotive Therapy (Albert Ellis)
A.    Pengertian Rational Emotive Therapy
Terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. Rational emotive adalah terapi yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek – objek yang dihadapinnya. Manusia adalah mahkluk yang berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti menusia bebas, berfikir, bernafas, dan berkehendak.
B.     Tujuan Rational Emotive Therapy
1.             Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan – pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan aktualisasi diri seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
2.              Menghilangkan gangguan – gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was – was, rasa marah.
C.    Fungsi dan Peran Terapis
1.             Aktif : berbicara , mengkonfrontasi (yang irrasional), menafsirkan, menyerang falsafah yang menyalahkan diri.
2.             Directif: menerangkan ketidakrasionalan yang dialami dan yang ditunjukkan (verbal, sikap, perilaku) membujuk, dan mengajari klien (untuk menggunakan metode- metode perilaku : PR, desentisasi, latihan asertif dsb).
D.    Hubungan Klien dalam Terapi
Menurut Ellis, para pempraktek rasional-emotif cenderung tampil imformal dan menjadi dirinya sendiri. Mereka sangat aktif dan direktif serta sering memberikan pandangan-pandangan sendiri tanpa ragu. Mereka bisa menjadi objektif, dingin, dan hamper tidak manunjukkan kehangatan kepada sebagian besar kliennya.mereka bisa bekerja dengan baik dalam menangani para klien yang secara pribadi, melainkan membantu klien dalam mengatasi gangguan-gangguan emosionalnya.
Hubungan pribadi atau kehangatan dan afeksi antara terapis dank lien tidak dipandang sangat penting dalam TRE, tidak berarti bahwa transferensi tidak dianggap signifikan. Ellis percaya bahwa hubungan antara terapis dan klien merupakan bagian yang berarti dari proses terapeutik, tetapi arti itu berbeda dengan arti yang terdapat dalam sebagian besar psikoterapi yang lainnya. Ellis mengatakan bahwa TRE menekankan pentingnya peran terapis sebagai model bagi para klien. Selama pertemuan terapi, terapis memainkan peran sebagai model yang tidak terganggu secara emosional dan yang hidup secara rasional. Terapis juga menjadi model orang yang berani bagi klien dalam arti dia secara langsung mengungkapkan system-sistem keyakinan klien yang irasional tanpa takut kehilangan rasa suka dan persetujuan dari klien.
Oleh karena itu TRE menekankan bahwa bantuan bagi klien bisa diperoleh dari terapis yang sangat terlatih dan rasional. Lebih dari itu, TRE menekankan toleransi penuh dan penghormatan positif tanpa syarat dari terapis terhadap kepribadian klien dalam arti terapis menghindari sikap menyalahkan klien. Terapis secara sinambung menerima klien sebagai manusia yang pantas dihormati, karena keberadaannya, dank arena apa yang dicapainya.
E.     Terapi Rational Emotive
1.             Terapi Kognitif dibagi 2 yaitu :
a.             Home work assignment (pemberian tugas rumah) yaitu teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas – tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
b.              Latihan asertif, yaitu teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan perilaku – perilaku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan atau meniru model – model sosial.
2.             Terapi Afektif dibagi 4 yaitu :
a.             Teknik Assertive training yitu teknik yang digunakan untuk melatih klien menyesuaikan diri dengan tingkah yang diinginkan. Latihan yang diberikan bersifat pendisiplinan dari klien.
b.             Teknik Sosiodrama yaitu teknik yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan negatif) melalui suasana yang didramatisasikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinnya sendiri secara lisan, tulisan ataupun melalui gerakan dramatis.
c.             Teknik Self Modelling yaitu teknik yang dugunakan untuk meminta klien agar klien berjanji berkomitmen dengan konselor untuk perasaan dan tingkah laku tertentu. Klien diminta untuk setia pada janjinya secara terus menerus menghilangkan diri dari sikap negatif.
3.             Teknik Behavioristik dibagi 3 yaitu :
a.             Teknik Reinforcement yaitu mendoorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jelan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
b.              Teknik Social Modelling yaitu teknik yang dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dnegan cara meniru dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma – norma dalam sistem model sosial dengan masalah teretntu yang telah disiapkan konselor.
c.             Teknik live model yaitu tenik tang digunakan untuk menggambarkan perilaku perilaku tertentu, khususny situasi – situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial dan intreraksi dengan memecahkan masalah – masalah.
F.     Kelebihan Rational Emotive Therapy
a.             Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
b.             Kaedah berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.
c.             Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.
G.    Kekurangan Rational Emotive Therapy
a.             Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
b.             Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
c.             Ada juga sebagian klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak mau berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.
Referensi :
Mappiare, Andi AT, 2009, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Corey, Gerald. 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar