Person Centered Therapy (Rogers)
Pengertian
Person Centered Therapy (Rogers)
Psikoterapi ini
menekankan bahwa prinsip terapi ini tidak hanya diterapakan dalam
proses terapi, tetapi prinsip-prinsip terapi ini dapat
diterapkan di berbagai setting seperti dalam masyarakat. Dengan meningkatkan
keterlibatan hubungan personal dengan klien, terapis lebih aktif
& terbuka, lebih memperhatikan pengaruh lingkungan.
Tujuan
Person Centered Therapy
Diharapkan dapat
membantu individu dalam menemukan konsep dirinya sesuai dengan medan
fenomenalnya, individu tidak lagi menolak atau mendistorsi pengalaman –
pengalaman sebagaimana adannya. Terbuka terhadap pengalamannya, adanya
kepercayaan terhadap organismenya sendiri, kehidupan eksistensial yaitu
sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, perasaan bebas dan kreatif
Fungsi
& Peran Terapis
1.
Terapis dan klien berada dalam hubungan
psikologis
2.
Terapis adalah benar – benar dirinnya
sejati dalam berhubungan dengan klien
3.
Terapis merasa atau menunjukan unconditional positive regard untuk
klien
4.
Terapis menunjukkan rasa empati serta
memahami tentang kerangka acuan klien dan memberitahukan pemahamannya kepada
klien
5.
Klien menyadari usaha terapis yang
menunjukkan sikap empati berkomunikasi dan menunjukkan unconditioning positive regard kepada klien
Pengalaman
Klien dalam Terapi
1.
Klien datang ke konselor dalam kondisi
tidak kongruensi, mengalami kecemasan. Atau kondisi penyesuaian diri yang tidak
baik.
2.
Saat klien menjumpai konselor dengan
penuh harapan dapat memperoleh bantuan, jawaban atas permasalahn yang sedang
dialami dan menemukan jalan atas permasalahanya. Perasaan yang dialami klien
adalah ketidakmampuan mengatasi kesulitan hidupnya.
3.
Pada awal proses konseling , klien
menunjukkan perilaku, sikap, dan perasaanya yang kaku. Dia menyatakan
permasalahan yang dialami kepada konselor secara permukaan dan belum menyatakan
pribadi yang dalam. Pada awal – awal ini klien akan cenderung
mengeksternalisasikan perasaan dan masalahnya dan mungkin bersifat defensif
4.
Konselor menciptakan kondisi yang
ondusif dengan sikap empati dan penghargaan, konselor terus membantu klien
untuk mengeksplorasi dirinya secara lebih terbuka.
Terapi
Person Centered Therapy
Konsep Dasar
} Menekankan
pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang,
untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
} Menekankan
pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
} Menekankan
pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
} Menekankan
pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang
bersangkutan.
Proses
Terapeutik
Terapis perlu
mengusahakan agar klien bisa memahami hal – hal yang ada di balik topeng yang
dikenakanya. Klien mengembangkan kepura – puraan dan bertopeng sebagai
pertahanan diri terhadap ancaman. Sandiwara yang dimainkan oleh klien
menghambatnya untuk tampil utuh dihadapan oranglain.
Rogers menguraikan
ciri- ciri orang yang bergerak ke arah individu yang teraktualkan sebagai
berikut :
a.
Keterbukaan pada pengalaman
Individu
memiliki kesadaran atas diri sendiri pada saat sekarang dan kesanggupan
mengalami dirinnya dengan cara – cara yang baru.
b.
Kepercayaan terhadap organisme sendiri
Klien
diarahkan untuk mengarahkan hidupnya sendiri. Dengan meningkatkan keterbukaan
klien pada pengalaman – pengalamannya sendiri, kepercayaan klien kepada
dirinnya pun mulai timbul.
c.
Tempat evaluasi internal
Individu
menetapkan standar – standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinnya sendiri
dalam membuat keputusan – keputusan dan pilihan – pilihan bagi hidupnya.
d.
Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Para
klien dalam terapi berada dalam proses pengisian persepsi – persepsi dan
kepercayaan – kepercayaan serta membuka diri bagi pengalamn – pengalaman baru.
Kelebihan
pendekatan Person-Centered
1. Pemusatan
pada klien dan bukan pada terapis
2. Identifikasi
dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
3. Lebih
menekankan pada sikap terapi dari pada teknik.
4. Memberikan
kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
5. Penekanan
emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi
6. Klien
memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam
menyelesaiakan masalahnya
7. Klien
merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka
mendengarkan dan tidak dijustifikasi
Kekurangan
Pendekatan Person Centered
1. Terapi
berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
2. Terlalu
menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
3. Tujuan
untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga
sulit untuk menilai individu.
4. Tidak
cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil
tanggungjawabnya.
5. Sulit
bagi terapis untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.
6. Terapi
menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif.
Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup
7. Tidak
bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah
8. Minim
teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya
Referensi
:
Corel Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: Rafika Aditama.