http://www.emocutez.com Hai.. u know me???

Jumat, 29 Maret 2013

Person Centered Therapy (Rogers)


Person Centered Therapy (Rogers)
Pengertian Person Centered Therapy (Rogers)
Psikoterapi ini menekankan bahwa prinsip terapi ini tidak hanya diterapakan dalam proses terapi, tetapi prinsip-prinsip terapi ini dapat diterapkan di berbagai setting seperti dalam masyarakat. Dengan meningkatkan keterlibatan hubungan personal dengan klien, terapis lebih aktif & terbuka, lebih memperhatikan pengaruh lingkungan.
Tujuan Person Centered Therapy
Diharapkan dapat membantu individu dalam menemukan konsep dirinya sesuai dengan medan fenomenalnya, individu tidak lagi menolak atau mendistorsi pengalaman – pengalaman sebagaimana adannya. Terbuka terhadap pengalamannya, adanya kepercayaan terhadap organismenya sendiri, kehidupan eksistensial yaitu sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, perasaan bebas dan kreatif
Fungsi & Peran Terapis
1.      Terapis dan klien berada dalam hubungan psikologis
2.      Terapis adalah benar – benar dirinnya sejati dalam berhubungan dengan klien
3.      Terapis merasa atau menunjukan unconditional positive regard untuk klien
4.      Terapis menunjukkan rasa empati serta memahami tentang kerangka acuan klien dan memberitahukan pemahamannya kepada klien
5.      Klien menyadari usaha terapis yang menunjukkan sikap empati berkomunikasi dan menunjukkan unconditioning positive regard kepada klien
Pengalaman Klien dalam Terapi
1.      Klien datang ke konselor dalam kondisi tidak kongruensi, mengalami kecemasan. Atau kondisi penyesuaian diri yang tidak baik.
2.      Saat klien menjumpai konselor dengan penuh harapan dapat memperoleh bantuan, jawaban atas permasalahn yang sedang dialami dan menemukan jalan atas permasalahanya. Perasaan yang dialami klien adalah ketidakmampuan mengatasi kesulitan hidupnya.
3.      Pada awal proses konseling , klien menunjukkan perilaku, sikap, dan perasaanya yang kaku. Dia menyatakan permasalahan yang dialami kepada konselor secara permukaan dan belum menyatakan pribadi yang dalam. Pada awal – awal ini klien akan cenderung mengeksternalisasikan perasaan dan masalahnya dan mungkin bersifat defensif
4.      Konselor menciptakan kondisi yang ondusif dengan sikap empati dan penghargaan, konselor terus membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya secara lebih terbuka.
Terapi Person Centered Therapy
Konsep Dasar
}  Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
}  Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
}  Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
}  Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
Proses Terapeutik
Terapis perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal – hal yang ada di balik topeng yang dikenakanya. Klien mengembangkan kepura – puraan dan bertopeng sebagai pertahanan diri terhadap ancaman. Sandiwara yang dimainkan oleh klien menghambatnya untuk tampil utuh dihadapan oranglain.
Rogers menguraikan ciri- ciri orang yang bergerak ke arah individu yang teraktualkan sebagai berikut :
a.       Keterbukaan pada pengalaman
Individu memiliki kesadaran atas diri sendiri pada saat sekarang dan kesanggupan mengalami dirinnya dengan cara – cara yang baru.
b.      Kepercayaan terhadap organisme sendiri
Klien diarahkan untuk mengarahkan hidupnya sendiri. Dengan meningkatkan keterbukaan klien pada pengalaman – pengalamannya sendiri, kepercayaan klien kepada dirinnya pun mulai timbul.
c.       Tempat evaluasi internal
Individu menetapkan standar – standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinnya sendiri dalam membuat keputusan – keputusan dan pilihan – pilihan bagi hidupnya.
d.      Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Para klien dalam terapi berada dalam proses pengisian persepsi – persepsi dan kepercayaan – kepercayaan serta membuka diri bagi pengalamn – pengalaman baru.
Kelebihan pendekatan Person-Centered
1.      Pemusatan pada klien dan bukan pada terapis
2.      Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
3.      Lebih menekankan pada sikap terapi dari pada teknik.
4.      Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
5.      Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi
6.      Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahnya
7.      Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi
Kekurangan Pendekatan Person Centered
1.      Terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
2.      Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
3.      Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
4.      Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya.
5.      Sulit bagi terapis untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.
6.      Terapi  menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup
7.      Tidak bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah
8.      Minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya
Referensi :
Corel Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama.




Jumat, 22 Maret 2013

Psikoterapi menurut Pandangan Humanistik Eksistensial


Psikoterapi menurut Pandangan Humanistik Eksistensial

Pengertian Terapi Humanistik Eksistensial
Psikoterapi yang menekankan pengalaman subjektif individual kemauan bebas, serta kemampuan yang ada untuk menentukan  satu arah baru dalam hidup.Tokoh pelopor Terapi Humanistik Eksistensial adalah Victor Frankl, Rollo May, Irvin Yalom, James Burgental dan Medard Boss.
Tujuan Terapi Humanistik Eksistensial
Untuk membantu menemukan makna diri kehidupan manusia, nilai, tujuan . Juga diarahkan untuk membantu klien agar lebih sadar bahwa mereka membuat pilihan hidup yang memungkinkannya dapat mengaktualisasikan diri dan mencapai kehidupan yang bermakna.
Fungsi & Peran Terapis
Mengeksplorasi persoalan – persoalan yang berkaitan dengan ketakberdayaan, keputusasaan, ketakbErmaknaan, dan kekosongan eksistensial serta berusaha memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya
Peran Terapis
1.      Konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
2.       Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka
3.      Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunnya dengan jalan yang konkrit.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Dalam terapi pendekatan ini, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya. Dia harus kreatif dalam proses terapeutik, sebab dia harus memutuskan ketakutan-ketakutan, perasaan-perasaan berdosa, dan kecemasan-kecemasan apa yang akan dieksplorasinya. Memutuskan untuk menjalani terapi saja sering merupakan tindakan yang menakutkan. Dengan kata lain, klien dalam terapi pendekatan ini terlibat dalam pembukaan pintu menuju diri sendiri. Melalui proses terapi, klien bisa mengeksplorasi alternatif-alternatif guna membuat pandangan-pandangannya menjadi riil.
Hubungan Terapis & Klien
a. Terapi adalah perjalanan yang dilakukan oleh klien dan terapis.
_ Kuncinya adalah hubungan orang per orang
_ Hubungan itu menuntut terapis untuk melakukan kontak dengan dunia fenomenologis mereka sendiri.
b. Inti dari hubungan terapik
_ hormat, dan yakin terhadap potensi klien.
_ berbagi reaksi dan kepedulian serta empati yang tulus
Terapi Humanistik Eksistensial
Konsep Utama
Menurut Gerald Corey, (1999) ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial yaitu :
1. Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
2. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
3. Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.
Kelebihan Terapi Humanistik Eksistensial
Terapi eksistensial membuat klien merefleksikan hidup, mengenali banyaknya pilihan, menentukan antara pilihan- pilihan itu dan bertanggung jawab untuk tiap pilihan dan tindakan mereka.
Kekurangan Terapi Humanistik Eksistensial
Salah satu konsep ekstensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi “ilmiah” ialah kebebasan individu untuk menjadi menurut apa yang diinginkannya. Jika benar, maka konsep ini sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tentang tingkah laku yang sangat detrministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen menjadi sangat terbatas.
Referensi :
Gerald Corey,1999. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung : PT.Eresku


Jumat, 15 Maret 2013

Psikoterapi menurut Pandangan Psikoanalisis



PSIKOTERAPI

TERAPI PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
  1. suatu metoda penelitian dari pikiran.
  1. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  1. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Struktur kepribadian
Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Terapi Psikoanalisis
Tujuan terapi Psikoanalisis :
1.      Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
2.      Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak- anak

Ciri - ciri Teknik Terapi Freud
Terapi Freud lebih berpengaruh bila dibandingkan teknik terapi yang  dikembangkan oleh ahli lainnya. Teknik terapi Freud memiliki karakteristik tertentu yaitu (Boeree, 2005 : 354 -355, Alwisol, 2005: 46).
1.      Dilaksanakan dalam suasana santai
Terapi dilakukan Freud dalam suasana santai. Suasana seperti itu diciptakan Freud melalui penataan ruang, warna dinding, penca-hayaan, dst yang dibuat sedemikian rupa sehingga pasien betul-betul merasa nyaman dan betah berada di ruang tersebut.Dengan suasanasantai Freud berharap konflik-konflik yang telah ada di alam tidak sadar akan mudah muncul ke alam sadar.
2.      Klien diberi kebebasan
Dalam terapi Freud, klien dibebaskan untuk bicara apa saja, termasuk menangis, menjerit, mengumpat. Jika klien mengalami bloking atau kebuntuan Freud berusaha membantu sehingga terjadilah asosiasi antara apa yang ada dalam alam tak sadar dengan apa yang berikan oleh terapis.

3.      Waktu pelaksanaan
Pertemuan terapeutik, pertemuan antara klien dan terapis dalam psikoterapi, biasanya dilakukan 4 atau 5 kali seminggu(1 sampai 2 jam pertemuan), selama 2 sampai 3 tahun.

Fungsi & peran Terapis
Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hny berbagi sedikit perasaan & pengalaman shg klien memproyeksikan dirinya kepada teapis / analis

Peran terapis
1.      Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan secara realistis
2.      Membangun hub kerja dg klien, dg byk mendengar & menafsirkan
3.      Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien
4.      Mendengarkan kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien

Pengalaman klien dlm terapi
1.      Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yg intensif & berjangka panjang
2.      Mengembangkan hub dg analis / terapis
3.      Mengalami krisis treatment
4.      Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yg tak disadari
5.      Mengembangkan resistensi2 untuk belajar lbh byk ttg diri sendiri
6.      Mengembangkan suatu hub transferensi yg tersingkap
7.      Memperdalam terapi
8.      Menangani resistensi2 & masalah yg terungkap
9.      Mengakhiri terapi

Hub terapis & klien
1.      Hub dikonseptualkan dalam proses tranferensi yg menjadi inti Terapi Psikoanalisis
2.      Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pd terapis “ urusan yg belum selesai” yg terdapat dalam hub klien dimasa lalu dg org yg berpengaruh
3.      Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik2 seperti percaya lawan tak percaya, cinta lawan benci
4.      Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendamnya
5.      Jika analis mengembangkan pandangan yg tidak selaras yg berasal dari konflik2 sendiri, mk akan terjadi kontra transferensi
a.       Bentuk kontratransferensi
→ perasaan tdk suka / keterikatan & keterlibatan yg berlebihan
b.      Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi

Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
Ada beberapa teknik yang dipakai Fredu dalam psikoterapinya, yaitu asosiasi bebas, analisis mimpi, parapraxies atau Freudian slips, interpretasi, alasisis resisten, tranferensi dan pengulangan (Alwisol, 2005:46). Berikut penjelasan singkat untuk teknik-teknik tersebut :
a.Asosiasi bebas
Dalam asosiasi bebas klien dipersilakan mewngemukakan apa saja yang terlintas dalam isi jiwanya, tidak peduli apakah hal itu remeh, memalukan, tidak logis, ataupun kabur. Dari ungkapan kesadaran tanpa sensor ini terapis memahami masalah kliennya. Asosiasi bebas dikembangkan Freud dan diterapkan dalam psikoterapi berdasarkan tiga asumsi
(Alwisol, 2005 : 46 –47), yaitu:
1)      apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang, mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu;
2)      materi yang ada dalam ketidak sadaran berpengaruh penting terhadap tingkah laku;
3)      materi yang ada dalam ketidak sadaran dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali hal itu muncul ke dalam pikiran.Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topic tertentu dan berusaha menyembunyikannya, suatu saat terbentuk rantai aso-siasi yang membuat terapis dapat memahami konflik yang telah terjadi pada klien.
b. Analisis mimpi
Ketika seseorang tidur control kesadaran terhadap ketidak sadaran menjadi lemah sehingga ketidak sadaran berusaha muncul keepermukaan dalam bentuk mimpi. Dengan memahami makna mimpi berarti dapat dipahami pula aspek-aspek ketidak sadaran yang berhubungan dengan konflik yang terjadi.
c.Freudian slips
Freudian slipsatau parapraxes adalah gejala salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan objek, dan tiba-tiba lupa. Bagi Freud gejala-gejala tersebut bukan bersifat kebetulan, tetapi 26 berhubungan erat dengan ketidaksadaran. Dengan menganalisis ge-jala-gejala tersebut akan terungkap gambaran mental yang ada dibaliknya.
d.Interpretasi
Dalam interpretasi terapis mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadari dari pikiran perasaan, dan keingingannya.
e.Analisis resistensi
Resistensi adalah mekanisme pertahanan dari klein untuk tidak mengungkapkan topik tertentu kerana alasan tertentu pula. Oleh karena itu dengan menganalisis apa yang ingin disembunyikan klien akan dapat diperoleh informasi yang sangat penting berkenaan dengan masalah yang pernah dialami klien.
f.Tranferensi
Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang tersimpan sejak masa kanak-kanak dengan memakai terapis senagai medianya
g.Pengulangan
Pengulangan atau working throughberupa tindakan menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiwaan.
Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai terapis menemukan akar permasalah yang menyebabkan klien mengalami gangguan.

Kelebihan terapi psikoanalisis
Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pegalaman masa lalu pada diri klien terapi ini bisa membuat klien megetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan terapi psikoanalisis
Terapi ini membutuhkan waktu yang terlalu panjang, memakan banyak biaya bagi klien karena waktunya lama,bisa membuat klien menjadi jenuh sehingga diperlukan terapis yang benar-benar teratih untuk melakukan terapi.

Referensi :
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka http://ebekunt.files.wordpress.com/2009/11/psikologi-dalam.pdf