A. Pengertian
Logoterapi (Frankl)
Terapi yang
mengusahakan agar kehidupan senantiasa berguna bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan agama. Menurut
Frankl (2004) logoterapi memiliki wawasan mengenai manusia yang berlandaskan
tiga pilar filosofis yang satu dengan lainya erat hubunganya dan saling
menunjang yaitu:
a. Kebebasan berkehendak ( Freedom of Will )
Dalam
pandangan Logoterapi manusia adalah mahluk yang istimewa karena mempunyai
kebebasan. Kebebasan disini bukanlah kebebasan yang mutlak, tetapi kebebasan
yang bertanggungjawab. Kebebasan manusia bukanlah kebebasan dari (freedom from) kondisi-kondisi biologis,
psikologis dan sosiokultural tetapi lebih kepada kebebasan untuk mengambil
sikap ( freedom to take a stand ) atas kondisi-kondisi
tersebut. Kelebihan manusia yang lain adalah kemampuan untuk mengambil jarak ( to detach ) terhadap kondisi di luar
dirinya, bahkan manusia juga mempunyai kemampuan-kemampuan mengambil jarak
terhadap dirinya sendiri ( self
detachment ). Kemampuan-kemampuan inilah yang kemudian membuat manusia
disebut sebagai “ the self deteming being”
yang berarti manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang
dianggap penting dalam hidupnya.
b. Kehendak Hidup Bermakna ( The Will to Meaning )
Menurut
Frankl, motivasi hidup manusia yang utama adalah mencari makna. Ini berbeda
denga psikoanalisa yang memandang manusia adalah pencari kesenangan atau juga
pandangan psikologi individual bahwa manusia adalah pencari kekuasaan. Menurut
logoterapi ( Koeswara, 1992 ) bahwa kesenagan adalah efek dari pemenuhan makna,
sedangkan kekuasaan merupakan prasyarat bagi pemenuhan makna itu. Mengenal
makna itu sendiri menurut Frankl bersifat menarik ( to pull ) dan menawari ( to offer ) bukannya mendorong ( to push ). Karena sifatnya menarik itu
maka individu termotivasi untuk memenuhinya agar ia menjadi individu yang
bermakna dengan berbagai kegiatan yang
sarat dengan makna.
c. Makna Hidup ( The Meaning Of Life )
Makna
hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus
bagi seseorang ( Bastaman, 1996 ). Untuk tujuan praktis makna hidup dianggap
identik dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa
berbeda antara manusia satu
dengan yang lainya dan berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang
penting bukan makna hidup secara umum, melainkan makna khusus dari hidup
seseorang pada suatu saat tertentu. Setiap manusia memiliki pekerjaan dan misi
untuk menyelesaikan tugas khusus. Dalam kaitan dengan tugas tersebut dia tidak
bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang. Karena itu, manusia memiliki
tugas yang unik dan kesempatan unik untuk menyelesaikan tugasnya ( Frankl,
2004)
B. Tujuan
Logoterapi
Agar dalam masalah yang dihadapi klien
dia bisa menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan
penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah
tersebut.
C. Fungsi
dan Peran Terapis
1.Menjaga hubungan yang akrab dan
pemisahan ilmiah
2.Mengendalikan filsafat pribadi
3.Terapis bukan guru atau pengkhotbah
4.Memberi makna lagi pada hidup
5.Memberi makna lagi pada penderitaan
6.Menekankan makna kerja
7.Menekankan makna cinta
D. Hubungan
Klien dengan Terapis
Dalam logoterapi, konseli mampu
mengalami secara subjektif persepsi persepsi tentang dunianya. Dia harus aktif
dalam proses terapeutik, sebab dia harus memutuskan ketakutan-ketakutan,
perasaan-perasaan berdosa dan kecemasan-kecemasan apa yang akan dieksplorasi.
Memutuskan untuk menjalani terapi saja sering merupakan tindakan yang
menakutkan. Konseli dalam terapi ini, terlibat dalam pembukaan pintu diri
sendiri. Pengalaman sering menakutkan atau menyenangkan dan mendepresikan atau
gabungan dari semua perasaan tersebut.
Dengan membuka pintu yang tertutup,
konseli mampu melonggarkan belenggu deterministic yang telah menyebabkan dia
terpenjara secara psikologis. Lambat laun konseli mulai sadar, apa dia tadinya
dan siapa dia sekarang serta klien lebih mampu menetapkan masa depan macam apa
yang diinginkannya. Melalui proses terapi, konseli bisa mengeksplorasi alternative-alternatif
guna membuat pandangan-pandangan menjadi nyata.
Menurut Frankl (1959), pencarian makna
dalam hidup adalah salah satu ciri manusia. Dalam pandangan para
eksistensialis, tugas utama konselor adalah mengeksplorasi persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan ketidakberdayaan, keputusasaan, ketidakbermaknaan, dan
kekosongan eksistensial. Tugas proses terapeutik adalah menghadapi masalah
ketidakbermaknaan dan membantu Konseli dalam membuat makna dari dunia yang
kacau. Frankl menandaskan bahwa fungsi Konselor bukanlah menyampaikan kepada
Konseli apa makna hidup yang harus diciptakannya, melainkan mengungkapkan bahwa
Konseli bisa menemukan makna, bahkan juga dari penderitaan, karena penderitaan
manusia bisa diubah menjadi prestasi melalui sikap yang diambilnya dalam
menghadapi penderitaan itu.
Buhler dan Allen (1972) sepakat bahwa
psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih-alih
sistem teknik. Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang
mencakup hal-hal berikut :
1. Mengakui pentingya pendekatan dari
pribadi ke konselor
2. Menyadari peran dari tanggung jawab
Konselor
3. Mengakui sifat timbal balik dari
hubungan terapeutik
4.
Berorientasi pada pertumbuhan
5.
Menekankan keharusan Konselor terlibat dengan Konseli sebagai suatu
pribadi
yang menyeluruh
6.
Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan
Konseli
7.
Memandang Konselor sebagai model, dalam arti bahwa Konselor dengan gaya
hidup
dan pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implisit
menunjukkan
potensi Konseli bagi tindakan kreatif dan positif
8.
mengakui kebebasan Konseli untuk mengungkapkan pandangan dan untuk
mengembangkan
tujuan-tujuan dan nilainya sendiri
9.
bekerja ke arah mengurangi ketergantungan Konseli serta meningkatkan kebebasan
Konseli.
E. Teknik
Logoterapi
Victor Frankl dikenal sebagai terapis
yang memiliki pendekatan klinis yang detail. Diantara teknik-teknik tersebut
adalah yang dikenal dengan intensi paradoksal, yang mampu menyelesaikan
lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hiper-intensi.
Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti.
Seorang
pemuda yang selalu gugup ketika bergaul dengan banyak disuruh Frankl untuk
menginginkan kegugupan itu. Contoh lain adalah masalah tidur. Menurut Frankl,
kalau anda menderita insomnia, anda seharusnya tidak mencoba berbaring ditempat
tidur, memejamkan mata, mengosongkan pikiran dan sebagainya. Anda justru harus
berusaha terjaga selama mungkin. Setelah itu baru anda akan merasakan adanya
kekuatan yang mendorong anda untuk melangkah ke kasur.
Teknik
terapi Frankl yang kedua adalah de-refleksi. Frankl percaya bahwa sebagian
besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu terfokus pada diri
sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada
orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Misalnya,
kalau mengalami masalah seksual, cobalah memuaskan pasangan anda tanpa
memperdulikan kepuasan diri anda sendiri. Atau cobalah untuk tidak memuaskan
siapa saja, tidak diri anda, tidak juga diri pasangan anda.
F. Kelebihan
Logoterapi
Logoterapi
mengajarkan bahwa setiap kehidupan individu mempunyai maksud, tujuan, makna
yang harus diupayakan untuk ditemukan dan dipenuhi. Hidup kita tidak lagi
kosong jika kita menemukan suatu sebab dan sesuatu yang dapat mendedikasikan
eksistensi kita
G. Kekurangan
Logoterapi
Ada beberapa klien yang tidak dapat menunjukan makna
hidupnya sehingga timbul suatu kebosanan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
membangkitkan minat apatis, perasaan tanpa makna, hampa, gersang, merasa
kehilangan tujuan hidup, meragukan kehidupan. Sehingga enyulitkan konselor
untuk melakukan terapi kepada klien tersebut.
Referensi :
Gerald Corey. (2007). Teori dan
Praktek Konseling. Bandung: PT Refika Aditama.
Bastaman,
H.D. 2007. Logoterapi “Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup
Bermakna”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Frankl.
Emil. 2004. On the theory and therapy of mental disorders: an introduction to
logotherapy and existential analysis. Brunner-Routledge 270 Madison Avenue. New
York.