http://www.emocutez.com Hai.. u know me???

Senin, 19 Maret 2012

Fenomena kesehatan mental

Bulimia Nervosa adalah perilaku seseorang yang berhubungan dengan makanan.
Bulimia nervosa pada dasarnya merupakan penyakit mental yang bisa diakibatkan oleh gabungan kausa dibawah ini :
Biologis. Pada beberapa orang, penyakit ini diturunkan secara genetik. Orang dengan saudara kandung/ orang tua yang terkena eating disorders pun sering ditemukan mengidap penyakit serupa. Bahkan beberapa penelitian mengatakan bahwa serotonin, sebuah zat kimia yang secara natural ada dalam otak dapat mempengaruhi perilaku makan karena hubungannya dengan regulasi kebutuhan makanan.
Kesehatan psikologis dan emosi. Mereka dengan eating disorders umumnya memiliki psikologis dan emosi yang mendukung penyakit tersebut. Mereka cenderung memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah, perilaku impulsif, kesulitan meregulasi kemarahan, konflik keluarga dan kesulitan dalam bergaul, misalnya.
Isu sosiokultur. Pada jaman sekarang, lingkungan sering kali seolah olah menuntut para perempuan untuk selalu tampil ramping.Berbagai media dan industri entertainment selalu fokus pada penampilan dan bentuk tubuh. Tekanan sebaya sering kali menimbulkan keinginan untuk menjadi langsing, seperti yang sering ditemukan pada remaja putri.

Tanda-Tanda Bulimia Nervosa adalah sebagai berikut :
1. Pengulangan makan cepat, banyak dan lahap dalam waktu tertentu minimal dilakukan 2 kali / minggu dan paling sedikit 3 bulan sekali.
2. Munculnya perasaan tidak mampu mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan banyak tersebut.
3. Memuntahkan kembali makanannya menggunakan obat-obatan pencahar atau diretikum. Umumnya, pemuntahan dilakukan sembunyi-sembunyi, bisa 20 kali / hari atau bahkan lebih.
4. Berdiet ketat atau berpuasa, berlatih olahraga keras.
5. Evaluasi dan perhatiannya pada berat badan sangat sering dan intensif.
Seperti halnya anorexia, bulimia juga sering diderita remaja putri hingga dewasa, biasa berasal dari orang tua yang overweight atau obese. Tanda-tanda lain terjadinya bulimia nervosa adalah penurunan atau kenaikan berat badan yang berarti, segera pergi kekamar mandi setelah makan, depresi, diet ketat yang diikuti makan banyak dan lahap, serta sangat kritis terhadap ukuran dan bentuk tubuh.

Adapun Gejala lain yang di alami pada tubuh :
Kurus
Blood counts yang tidak normal
Lelah
Pusing atau seketika tidak sadarkan diri
Kuku tipis dan lentur
Rambut tipis dan rontok
Menstruasi tidak teratur/tidak menstruasi (amenorrhea)
Konstipasi
Kulit kering
Sering demam
Detak jantung tidak beraturan
Tekanan darah rendah
Dehidrasi
Tulang keropos
Gejala emosional dan perilaku umumnya :
Menolak ajakan makan
Menganggap diri tidak lapar
Olah raga berlebihan
Mood yang datar, cenderung tanpa emosi
Sulit konsentrasi
Takut pada makanan

Dampak terhadap Kesehatan
Bulimia juga memiliki komplikasi penyakit yang cukup luas. Bahkan bisa mengancam jiwa. Semakin parah dan lama anda mengidapnya, semakin serius komplikasi yang dapat timbul. Seperti :
Kematian
Penyakit jantung
Depresi
Keinginan untuk bunuh diri
Berhenti menstruasi (amenorrhea)
Tulang rapuh
Gangguan pertumbuhan
Kerusakan saraf
Kejang
Problem pencernaan
Gigi keropos
Esophagus ruptur
Tekanan darah tinggi
Diabetes tipe 2

Pengobatan
Pengobatan eating disorders bergantung pada tiap tipenya. Secara umum, dapat dijabarkan sebagai berikut :
Psychotherapy
Pengobatan ini dapat membantu anda mengubah perilaku tidak sehat anda. Anda akan belajar bagaimana mengontrol makanan dan mood, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan stress manajemen.
Pendidikan Nutrisi
Dietitians dan tenaga medis lainnya dapat memberikan anda informasi mengenai diet yang sehat dan membantu merancang rencana nutrisi sehingga mampu mencapai berat badan yang ideal dan kebiasaan makan yang sehat.

Rawat Inap Rumah Sakit
Jika anda sudah ada pada masalah kesehatan yang serius dan selalu menolak untuk makan, dokter akan menyarankan anda untuk dirawat inap di rumah sakit. Rawat inap juga bisa dijalani pada bagian psychiatric.
Medikasi
Medikasi dapat menyembuhkan eating disorders.Medikasi akan membantu anda untuk mengontrol ketakutan anda pada makanan maupun diet anda.Obat yang diberikan biasanya berupa antidepresi dan obat penenang. 

Referensi :
www.webmd.com/mental-health/bulimia-nervosa/bulimia-nervosa-what-happens&usg=ALkJrhhWHCiLkZFIceZtQeq-Ly21RKQTsA

www.prasko.com/2011/08/pengertian-tanda-dan-akibat-bulimia.html

Rabu, 14 Maret 2012

Artikel tentang Psi.Kesehatan Mental

Pengertian Kesehatan Mental 

Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).
Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.

B. Ciri-ciri Kesehatan Mental
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
Pada abad 17 kondisi suatu pasien yang sakit hanya diidentifikasi dengan medis, namun pada perkembangannya pada abad 19 para ahli kedokteran menyadari bahwa adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental (Somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik (Psikomatik).
Memasuki abad 19 konsep kesehatan mental mulai berkembang dengan pesatnya namun apabila ditinjau lebih mendalam teori-teori yang berkembang tentang kesehatan mental masih bersifat sekuler, pusat perhatian dan kajian dari kesehatan mental tersebut adalah kehidupan di dunia, pribadi yang sehat dalam menghadapi masalah dan menjalani kehidupan hanya berorientasi pada konsep sekarang ini dan disini, tanpa memikirkan adanya hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Hal ini jauh berbeda dengan konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang dan tidak hanya berorientasi pada masa kini sekarang serta disini, agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan.
Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.
Hal ini dapat ditarik kesimpulan karena pada dasarnya hidup adalah proses penyesuaian diri terhadap seluruh aspek kehidupan, orang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya. Manusia diciptakan untuk hidup bersama, bermasyarakat, saling membutuhkan satu sama lain dan selalu berinteraksi, hal ini sesuai dengan konsep sosiologi modern yaitu manusia sebagai makhluk Zoon Politicon.
Adapun pengertian lain tentang kesehatan mental
->  Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit (Freund, 1991:The International Dictionary of Medicine & Biology).
->  Kesehatan adalah:1).Condition of a person’s body or mind.2).State of being well and free from illness. (Hornby, 1989).
-> Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (Rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan (WHO dalam Smet, 1994)
Referensi :
Casmini dkk, 2006, Kesehatan Mental, UIN SUKA
Jalaluddin, 2007, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada
Wanita muslimah, diakses tanggal 12 April 2008, Agama Kunci Kesehatan, www.archiv.com,
Moeljono Soedirjo dan Latipun, 2005, Kesehatan Mental Konsep dan Terapi, UMM Press
Kartini Kartono, 2000, Hygiene Mental, Bandar Maju
Dadang Hawari, 1996, Al-Quran i\Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bakti Prima Yasa
Zakiah Daradjat, 1995, Kesehatan Mental, Gunung Agung
oleh : M. Fuad Hasyim dkk.